RUMPUT LAUT KOMODITI UNGGULAN KABUPATEN BONE
Budidaya
rumput laut di Kabupaten Bone dibudidayakan masyarakat di sejumlah pesisir
pantai di Kabupaten Bone. Bahkan, pada umumnya masyarakat yang menetap di
pesisir pantai pada umumnya, selain bekerja sebagai nelayan, juga bermata
pencaharian sebagai pembudidaya rumput laut. Rumput laut yang dibudidayakan
para petani rumput laut di Kabupaten Bone, yaitu jenis Gracilaria yang dibudidayakan
di laut dan jenis Eucheuma Cottonii yang dibudidayakan di tambak.
Budidaya rumput laut di Kabupaten Bone berawal
di Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang Timur. Di lokasi itu, dilakukan
uji coba pembudidayaan rumput laut oleh perusahan swasta. Tetapi, melihat
keberhasilan sejumlah warga yang membudidayakan dan nilai ekonomis dari rumput
laut tersebut, lambat laun sejumlah warga pun mulai beralih menjadi petani
rumput laut. Salah seorang petugas pendamping pembudidaya rumput laut, Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bone, Bapak Muzakkir mengatakan, untuk budidaya
rumput laut jenis Gracilaria yang dibudidayakan di laut diawali dari
Palette."Uji coba itu dilakukan sekitar tahun 90-an di Palette dan mulai
berkembang untuk budidaya di tahun 2000-an sampai sekarang.
Kemudian berkembang dari Palette ke Waetuo yang masih
berada di Kecamatan Tanete Riattang Timur. Setelah itu, masyarakat di sejumlah
wilayah pesisir di Kecamatan Awangpone mulai membudidayakan rumput laut jenis
Gracilaria. Selanjutnya, mulai
berkembang pula di sejumlah kecamatan yang berada di pesisir pantai sepanjang
garis pantai di Teluk Bone, diantaranya Kecamatan Kajuara, Salomekko, Tonra,
Mare, Sibulue, dan Kecamatan Barebbo.
Dengan nilai ekonomis yang tinggi terhadap nilai jual
dari rumput laut, maka masyarakat tidak saja melakukan budidaya di laut, tetapi
juga dibudidayakan di tambak. Tetapi produksi rumput laut dapat menurun jika
harga pasar terhadap rumput laut juga menurun. Selain dari faktor nilai jual
rumput laut di pasaran, faktor cuaca juga dapat berpengaruh terhadap
jumlah produksi rumput laut di Kabupaten Bone. Kemarau berkepanjang dan
curah hujan yang tinggi dapat menganggu pertumbuhan rumput laut dan juga akan
menurunkan kualitasnya.
Karena jika curah hujan yang tinggi terjadi perubahan
terhadap mutu air yang menjadi tawar dan hal itu mengakibatkan rumput laut
tidak bertahan karena rumput laut tidak dapat menyesuaikan perubahan cuaca
secara mendadak. Rumput laut menjadi salah satu komoditi unggulan di
Kabupaten Bone, karena rumput laut asal daerah ini memiliki kualitas
mutu dengan rumput laut lainnya. Bahkan, volume ekspor rumput
lautnya menembus pasaran mancanegara.
Kasi Pengembangan Teknologi Budidaya DKP Kabupaten
Bone, Ibu Sitti Nardi mengatakan, sebagian besar masyarakat yang bermukim di
pesisir pantai, bekerja sebagai pembudidaya atau petani rumput laut. Sehingga,
stok untuk rumput laut memang ketersediannya mencukupi untuk dipasarkan baik
skala lokal, nasional, hingga ke mancanegara. Pemasaran dua jenis rumput laut
yang dibudidayakan, dipasarkan hingga ke mancanegara, seperti Singapura dan
Jepang, dan setiap tahunnya untuk ekspor rumput laut ini mencapai puluhan ribu
ton.
·
Volume Produksi Rumput Laut Di
Kabupaten Bone Tahun 2012
-
Jenis
Gracilaria : 65.000 Ton
-
Jenis Eucheuma Cottonii : 49.408 Ton
·
Volume Produksi Rumput Laut Menurun
:
-
Jika harga jual rumput laut menurun
di pasaran
-
Jika terjadi perubahan cuaca, baik
kemarau maupun curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan
terganggunya pertumbuhan dan berkurangya kualitas rumput laut.
·
Jenis Rumput Laut Di Kabupaten Bone
:
-
Gracilaria yang
dibudidayakan di laut
-
Eucheuma Cottonii yang
dibudidayakan di tambak.
·
Kecamatan Pembudidaya Rumput Laut :
-
Tanete Riattang Timur, Awangpone,
Kajuara, Salomekko, Tonra, Mare, Sibulue, Barebbo, Tellu siattinge, dan
Kecamatan Cenrana.
Rumput laut terdiri atas tiga kelas yaitu
Chlorophyceae (Ganggang Hijau), Phaeophyceae (Ganggang Coklat), dan
Rhodophyceae (Ganggang Merah). Ketiga kelas ganggang tersebut merupakan sumber
produk bahan alami hayati lautan yang sangat potensial dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan mentah maupun bahan hasil olahan.
Kandungan
Rumput
laut banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah (Rhodophyceae) karena
mengandung agar - agar, keraginan, porpiran, furcelaran maupun pigmen
fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan cadangan
makanan yang mengandung banyak karbohidrat. Akan tetapi, ada juga yang
memanfaatkan jenis ganggang coklat (Phaeophyceae). Ganggang coklat ini
banyak mengandung pigmen klorofil A dan B, beta karoten, violasantin dan
fukosantin, pirenoid, dan lembaran fotosintesa (filakoid). Selain itu, ganggang
coklat juga mengandung cadangan makanan berupa laminarin, selulose, dan algin.
Selain bahan - bahan tadi, ganggang merah dan coklat banyak mengandung jodium.
Secara
umum, rumput laut mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Hal tersebut bisa
dilihat dengan berdasarkan rantai industri rumput laut itu sendiri. Dengan
rantai industri maka dapat diidentifikasi nilai tambah (value added) yang dapat
dihasilkan dari komoditas rumput laut. Pohon industri rumput laut antara lain
terpampang dalam gambar berikut ini.
Gambar.Pohon Industri Rumput Laut
Pada era modern seperti saat ini,
rumput laut (sea weeds) sudah menjadi komoditi
perdagangan dunia. Hal ini disebabkan karena rumput laut memiliki nilai jual
yang tinggi. Dalam dunia ilmu pengetahuan, rumput laut yang lebih dikenal
sebagai algae ini memiliki kandungan zat-zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Zat-zat yang terkandung didalam rumput laut yang sering kita dengar yaitu
keraginan. Namun sebenarnya, rumput laut juga mengandung zat-zat lain yang
sangat bermanfaat bagi tubuh diantaranya : klor, kalium, natrium, magnesium,
belerang, fosfor, kalsium, besi, iodium, dan brom. Perlu diketahui bahwa rumput
laut yang dapat ditemukan di Indonesia cukup banyak. Namun yang paling banyak
di budidayakan oleh warga yaitu jenis Gracilaria, karena mudah diperoleh dan
harganya murah. Selain itu, rumput laut jenis gracilaria ini menghasilkan
agar-agar tiga kali lipat dibandingkan jenis yang lain.
Rumput laut paling sering dimanfaatkan sebagai bahan
pembuat agar-agar. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
rumput laut saat ini pemanfaatanya sudah masuk dalam lingkup industri kosmetik,
tekstil dan farmasi. Dalam dunia industri kosmetik, rumput laut dimanfaatkan sebagai
bahan pembuat salep, lipstik, sabun dan lotion. Dalam industri tekstil
pemanfaatan rumput laut digunakan untuk melindungi kemilau sutera. Sedangkan
dalam dunia farmasi lebih dimanfaatkan sebagai obat pencahar, kapsul pembungkus
obat antibiotik dan vitamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar